Bisakah Saya Mengatur Waktu?

Bisakah Saya Mengatur Waktu

Bisakah Saya Mengatur Waktu?

freeuber.org – Saya sering mendengar pertanyaan ini. Bisakah saya mengatur waktu? Seorang mahasiswa bercerita bahwa ia sedang berbisnis online, dan usahanya sedang tumbuh. Ia bertanya pada saya, apakah dia perlu meninggalkan kuliah untuk mengurus bisnisnya. Ia khawatir tidak bisa mengatur waktu dengan baik, sehingga membuat salah satu urusannya terbengkalai.

Ada pula seorang manajer di dealer sepeda motor. Ia anak muda yang penuh semangat. Meski hanya lulusan SMA ia bisa meniti karir, dari petugas sales sampai jadi manajer. Ia ingin menambah ilmu, dengan masuk ke perguruan tinggi. Tentu saja ia harus kuliah sambil kerja. Ia punya kekhawatiran yang sama, bisakah saya mengatur waktu.

Mengatur waktu adalah soal mengelola alokasi waktu. Kita semua punya waktu yang sama, 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Jatah itu tak bisa kita tambah, juga tak bisa dikurangi. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengelola waktu itu, untuk apa ia kita gunakan.

Mengelola waktu itu sama seperti mengisi sebuah kotak. Setiap orang punya kotak dengan ukuran atau volume sama. Berapa banyak barang yang bisa kita masukkan dalam kotak itu, tergantung bagaimana kita menyusun barang tersebut di dalam kotak.

Kalau kita masukkan barang secara serampangan, maka akan banyak celah di antara barang-barang itu, tidak terisi, dan menjadi mubazir. Kita hanya bisa memasukkan sedikit barang.

Celah tadi adalah waktu antara, waktu luang antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. Banyak yang gagal mengelola atau mengisi waktu ini, sehingga waktunya terbuang percuma. Ia lalu merasa tidak punya cukup waktu. Padahal ia punya banyak waktu.

Bagaimana memanfaatkan waktu luang ini? Pertama, usahakan mengatur jadwal dengan rapi, sehingga tidak banyak celah atau waktu senggang antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. Persis seperti kita menata rapi letal barang-barang dalam kotak, sehingga celah-celah kecil tadi bisa terakumulasi menjadi celah besar yang bisa diisi dengan barang lain.

Praktisnya, segera lakukan hal lain, begitu Anda selesai mengerjakan suatu hal. Atur jadwal agar Anda bisa pindah dari satu agenda ke agenda lain dengan cepat.

Cara lain adalah dengan mengisi waktu luang tadi secara efektif. Ada kegiatan yang bisa dicicil, maka lakukan kegiatan itu di http://www.pelajaransekolahonline.com/ sela-sela kegiatan lain. Banyak orang yang gagal memanfaatkan waktu sela ini.

Waktu dalam perjalanan, di bis atau kereta, misalnya, bisa diisi dengan membaca atau menulis. Bagaimana dengan yang menyetir sendiri? Saya dulu sering memanfaatkan waktu selama menyetir dengan berpikir. Banyak gagasan tulisan, atau solusi masalah yang terpikirkan selama menyetir.

Kita bisa pula mengelola kotak waktu kita dengan memperpendek waktu untuk setiap kegiatan. Ibarat memasukkan barang tadi, barangnya kita tekan agar volumnya menjadi lebih kecil. Kita latih diri kita untuk mengerjakan pekerjaan dengan cepat. Sesuatu yang biasanya kita kerjakan dalam waktu 1 jam, kita kerjakan dalam waktu 45 menit. Maka kita punya waktu ekstra, 15 menit.

Apa pekerjaan yang bisa dipercepat? Salah satunya adalah rapat. Ada begitu banyak orang membuang waktu pecuma untuk rapat-rapat yang bertele-tele. Ada banyak rapat yang sebenarnya bahkan tidak perlu dilakukan. Kita bisa berunding lewat telepon atau email, tapi kita memilih untuk rapat. Ditambah lagi, kita rapat secara bertele-tele.

Bila tidak ada lagi celah, tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dimampatkan waktu pengerjaannya, maka pilihan terakhir adalah seleksi.

Dari sejumlah agenda yang kita miliki, ada sejumlah agenda yang harus kita buang dari jadwal kita, untuk diganti dengan jadwal yang lebih penting. Ini adalah soal penetapan prioritas.

Masih adakah cara lain? Ada. Pakai waktu orang lain. Ibarat kotak tadi, kita tempatkan isi kotak kita ke kotak orang lain.

Bagaimana bisa? Itu namanya pendelegasian. Ada banyak hal yang sebenarnya bisa kita serahkan kepada orang lain, tidak perlu kita kerjakan sendiri. Ini namanya pendelegasian.

Banyak manajer atau pemimpin yang pontang panting kehabisan waktu, karena ia mengerjakan semuanya sendiri. Sementara bawahannya menganggur. Delegasikan pekerjaan kepada staf, bawahan, atau bahkan sejawat, maka Anda akan bisa menikmati tambahan waktu.

Ingatlah. Kita sebenarnya tak kekurangan waktu. Kita hanya sering membuangnya secara sia-sia.

Demikian artikel tentang” Bisakah Saya Mengatur Waktu?”, semoga bermanfaat.

Baca artikel lainnya :

ANDHIKA UNGKAP KEKHAWATIRAN SAAT PERSALINAN USSY SULISTYAWATY

andika

freeuber.orgAndhika Pratama mengaku memiliki kehawatiran yang lebih pada proses persalinan istrinya pada 4 Maret 2017. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kekhawatiran-kekhawatiran istri tercintanya, Ussy Sulistiawaty.

andika

Wanita 36 tahun ini ternyata takut dengan operasi caesar yang harus dilakukan. Sehingga mental istri Andhika Pratama tersebut sempat terganggu.

“Iya Saya lebih worry mentalnya Ussy sih. Karena dari awal dia sudah takut gitu untuk caesar. Sebagian wanita menganggap caesar itu lebih nayaman gitu kan dari pada normal harus melewati proses sakit ketika keluarnya. Caesar kayaknya enggak berasa apa-apa gitu tiba-tiba lahir. tapi afternya itu yang perlu recovery yang perlu ini. Nah Ussy itu sudah mentalnya sudah setres duluan dengan caesar,” jelas Andhika Pratama dalam Go Spot, Selasa (7/3/2017).

Pria asal Malang ini pun setia menemani wanita yang dicintainya tersebut. Tidak ingin membuat sang istri lebih khawatir, Andhika Pratama lebih banyak diam dan hanya mendengarkan segala keluh kesah yang disampaikan kepadanya Latar Belakang Pekerjaan Bill Gates

“Saya sih enggak ngomong banyak karena kalau saya ngomong terlalu banyak nanti jadinya semakin pusing gitu. Makanya saya selalu dengerin,” imbuhnya.

Telah memiliki pengalaman sebelumnya, pria 30 tahun ini yakin segalanya akan baik-baik saja. Ia pun mengajak perempuan yang dinikahi pada 2012 lalu untuk menyerahkan semua kepada sang Pencipta.

“Saya selalu bilang ya sudah lah pasrah saja lah gitu,” tutupnya.

Baca Juga :

Pendidikan Tinggi Tak Jamin Bebas Paham Radikal

radikal

freeuber.org – Pendidikan tinggi dan latar belakang baik tidak menjamin seseorang bisa terbebas dari paham radikal dan terorisme.

radikal

Kasus deportasi mantan pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Triyono Utomo Abdul Bakti dari Suriah karena diduga hendak bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dinilai bisa menjadi bukti. (Baca juga: Polisi Usut Sponsor Eks Pejabat Kemenkeu Masuk ISIS)

Anggota Komisi I DPR Charles Honoris mengatakan, kabar pendeportasian mantan pejabat Kemenkeu yang ingin bergabung dengan ISIS di Turki mengejutkan Unsur – unsur Dalam Proposal Usaha

Menurut dia, bagaimana mungkin seseorang dengan jabatan tinggi dan pendidikan tinggi bisa tergiur untuk membawa keluarganya bergabung dengan ISIS.

“Namun, pendidikan tinggi dan latar belakang yang baik bukan berarti orang tersebut terbebas dari paham radikal dan terorisme,” kata Charles saat dihubungi wartawan, Jumat (27/1/2017).

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan, intoleransi adalah pintu masuk bagi pembentukan paham radikalisme dan gerakan teror.

“Saya percaya hanya kerja sama dan koordinasi yang baik antara aparat penegak hukum, aparat intelijen dan institusi pemerintah terkait bisa melindungi Indonesia dari ancaman radikalisme dan terorisme,” tuturnya.

Baca Juga :