freeuber.org – Kata Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu amphi yang artinya kedua, dan bios yang artinya hidup. Amphibia sendiri hidup didarat maupun air tawar. Amphibia pertama kali muncul ialah pada zaman Devonian yakni Era Paleozoic, sekitar 350 juta tahun lalu.
Amfibi merupakan hewan yang secara taksonomi dikelompokkan kedalam suatu kelas Amphibia. Dan secara Umum amfibi atau amfibia ini ialah hewan bertulang belakang (vertebrata), dan berdarah dingin (poikiloterm), serta berkaki empat (tetrapoda) yang mana hewan ini dapat hidup di dua alam, yaitu di air dan juga didaratan.
B. Jenis-Jenis Amfibi
Umumnya kita mengenal amfibi ialah seekor katak atau kodok. Dan sebenarnya, kelas amfibi ini tidak hanya soal katak atau kodok. Tetapi ada banyak beberapa spesies lain yang termasuk dalam kelas amfibi. Spesies-spesies ini dapat digolongkan menjadi 3 ( tiga ) ordo, yaitu Anura, Caudata dan Gymnophiona:
1. Ordo Anura
Anura memiliki arti yaitu tidak mempunyai ekor yang artinya suatu spesies dari ordo ini memiliki ciri umum tidak mempunyai ekor. Adapun ciri lainnya yaitu kepala yang bersatu dengan badan, sehingga spesies dari ordo ini tidak memiliki leher. Dan spesies dari ordo ini, mempunyai kaki yang lebih besar dan panjang yang fungsinya untuk melompat serta memanjat.
Spesies dari ordo ini pada umumnya melakukan fertilisasi ekternal yaitu sebuah pembuahan yang dilakukan di luar tubuh induk. Contohnya yaitu Katak dan Kodok. Meskipun bentuk dari katak dan kodok itu sama tapi kedua spesies ini mempunyai perbedaan.
Katak memiliki kulit yang halus dan lembab. Katak memiliki paru-paru untuk bernapas. Namun katak juga bisa menggunakan kulitnya untuk bernapas. Perbedaan lainnya yaitu katak meiliki mata yang menonjol dan bisa ditarik ke dalam. Katak sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya di Air. Sedangkan saudaranya kodok memiliki kulit yang kasar, berkutil serta kering yang sehingga mampu hidup di daerah yang kering. Kaki belakang dari kodok juga lebih pendek dari katak yang sehingga kodok lebih banyak menggunakan kakinya untuk berjalan Motivator Indonesia
2. Ordo Caudata
Caudate berasal dari bahasa latin yang artinya ekor. Spesies dari ordo ini hampir semua memiliki ekor. Spesies dari ordo caudate mempunyai ekor yang hampir sama panjang dengan tubuhnya, dan bahkan beberapa dari spesies ini mempunyai ekor yang melebihi panjang tubuhnya.
Struktur ekor yang berkembang dengan baik memungkinkan bagi ordo ini untuk berenang dengan baik pula. Berbeda dengan sepupunya yaitu anura, caudata mempunyai empat buah kaki yang berfungsi untuk berjalan.
Spesies dari ordo caudate ini mempunyai ukuran tubuh yang bervariasi. Bahkan salah satu dari spesies dari ordo ini mempunyai ukuran mencapai 1,8 meter dan merupakan amfibi terbesar.
Contoh dari spesies ordo ini yakni Salamander.
3. Ordo Gymnophiona
Ordo Gymnophiona merupakan Ordo terakhir dari kelas Gymnophiona. Seperti apakah bentuk dari ordo gymnophiona? menurut beberapa para ahli Ordo Gymnophiona atau sesilia dicirikan dengan bentuk tubuh yang memanjang mirip seperti dengan cacing dan kebanyakan ditemukan di Amerika Selatan, Afrika dan Asia Selatan. Bentuk tubuh dari ordo ini berbeda dengan jenis amfibi lainnya. Sesilia mempunyai bentuk tubuh yang mirip dengan belut atau cacing tanah.
Sesilia hidupnya di bawah tanah dan di air, sesilia mempunyai tengkorak yang kuat yang sehingga memungkinkan ordo dari spesies ini untuk menggali hingga jauh ke dalam sebuah tanah. Karena sesilia ini lebih banyak menghabiskan waktu di bawah tanah sehingga menyebabkan sesilia jarang terlihat oleh manusia. Sesilia juga mempunyai mata yang hampir tidak berfungsi,bentuknya seperti titik di kepala.
Ciri-Ciri Amfibi
Selain mempunyai struktur serta fungsi tubuh yang berbeda dengan kelas vertebrata yang lainnya. Amfibi juga mempunyai cirri-ciri khusus:
– Tubuhnya terdiri atas kepala. Badan pada katak dan kepala, badan dan ekor pada salamander.
– Tubuh amfibi dilapisi oleh sebuah kulit yang basah dan berlendir.
– Amfibi merupakan sejenis hewan berdarah dingin atau poikiloterm
– -Jantung amfibi terdiri atas 3 buah ruangan yakni 2 atrium dan 1 ventrikel.
– System pernapasan pada amfibi ketika masih tahap larva atau kecebong menggunakan sebuah insang, sedangkan ketika sudah dewasa bernafas menggunakan kulit.
– Mata amfibi mmpunyai selaput yang disebut dengan sebuah membrane niktitan
– Hewan Amfibi berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasi yang secara eksternal.
– Pertumbuhan pada amfibi melalui metamorphosis sempurna. Metamorfosis ialah peristiwan perubahan bentuk tubuh yang secara bertahap yang dimulai dari tahap larva hingga sampai dewasa.
Struktur Tubuh Amfibi
Struktur tubuh pada amfibi terdiri dari kepala dan badan untuk katak. Sedangkan untuk salamander terdiri dari kepala, badan dan ekor . Pada kepala katak terdiri dari kelopak mata dan membran niktitan. Membran niktitan merupakan suatu selaput atau membran yang mempunyai fungsi untuk melindungi mata katak saat berada dalam air.
Pada rongga mulut katak, terdapat lidah yang panjang, lidah itu bisa dijulurkan keluar yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Di bagian samping kepala katak terdapat sebuah mebrana timpani yang berfungsi sebagai penerima suara dan kemudian diteruskan oleh sebuah saluran eustachii. saluran eustachii inilah yang langsung terhubung dengan rongga mulut dan telinga pada katak.
Pada badan katak, terdapat sepasang kaki depan yang terdiri dari sebuah lengan atas, lengan bawah, telapak tangan dan jari yang berjumlah 4 buah. Sedangkan pada kaki belakang, terdiri dari paha, betis, telapak kaki, jari-jari kaki serta selaput renang yang berada di antara jari-jari kaki. Fungsi dari selaput renang ini ialah untuk membantu katak berenang saat didalam air.
Manfaat Amfibi:
– Katak bisa diambil daging dan telurnya, kemudian bisa dikonsumsi oleh manusia
– Kulit katak bisa juga dibuat jaket dan barang kerajinan lainnya jika diberi samak
– Katak mempunyai fungsi sebagai pemberantas nyamuk yang dilakukan secara biologi dan sebagai suatu pengendali serangga hama pada sebuah pertanian
– Katak juga bisa digunakan dalam sebuah tes kehamilan seperti Bufo melanostictus, karena bisa katak menghasilkan hormon perang gonad yang efeknya sama dengan hormon perangsang gonad yang terdapat dalam urine wanita hamil
– Bisa juga digunakan sebagai racun untuk anak panah hal ini dilakukan orang dari suku Indian
– Racun bufotalin dan Bufotenin dihasilkan oleh jenis kodok Bufo marinus yang dapat dimanfaatkan sebagai penguat denyut jantung.
Baca Juga :